Parodi ‘Perjamuan Terakhir’ Pembukaan Olimpiade Paris Hina Muslim
Oleh:
Dr. Maimon Herawati, Sos., M.Litt
PEMBUKAAN olimpiade di Paris pada Jumat (26/7) lalu menyisipkan parodi ‘Perjamuan Terakhir’ oleh para waria. Para waria ini meniru lukisan Leonardo da Vinci. Seorang perempuan gendut duduk di tengah.
Dalam lukisan Da Vinci, Yesus ada di posisi tengah. Jadi, parodi ini menyimbolkan bahwa Yesus adalah perempuan gendut. Di kiri kanan Yesus adalah pengikut setia Yesus yang disebut dalam Al Quran sebagai Hawariyyun. Dalam parodi Paris itu, pengikut Yesus adalah para waria dengan beragam ketelanjangan. Ini berbanding terbalik dengan pakaian dalam lukisan Da Vinci yang tertutup.
Umat Kristiani merayakan momen Perjamuan Terakhir, pada hari Kamis Putih, sebelum hari Paskah. Dipercayai, perjamuan terakhir ini momen terakhir Yesus bersama muridnya sebelum penyaliban. Momen ini penting dalam tadisi Kristen.
Al Quran juga mencatat perjamuan terakhir ini dalam surat Al Maidah, ayat 112-115. “(Ingatlah), ketika pengikut-pengikut Isa yang setia berkata, ‘Wahai Isa putra Maryam! Bersediakah Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?’ Isa menjawab, ‘Bertakwalah kepada Allah jika kamu orang-orang beriman’.
Mereka (murid-murid Isa) berkata, ‘Kami ingin memakan hidangan itu agar tenteram hati kami dan agar kami yakin bahwa engkau telah berkata benar kepada kami, dan kami menjadi orang-orang yang menyaksikan (hidangan itu)’.

Isa putra Maryam berdoa, ‘Ya Tuhan kami, turunkanlah kepada kami hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang-orang yang sekarang bersama kami maupun yang datang setelah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; berilah kami rezeki, dan Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki’.
Allah berfirman, ‘Sungguh, Aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu, tetapi barang siapa kafir di antaramu setelah (turun hidangan) itu, maka sungguh, Aku akan mengazabnya dengan azab yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorang pun di antara umat manusia (seluruh alam)’.”
Para ahli tafsir Al Quran merujuk pengikut setia dalam ayat ini sebagai al-Hawariyyun, seperti yang disampaikan juga dalam Al Imran, ayat 52.
“Maka ketika Isa merasakan keingkaran mereka (Bani Israil), dia berkata, “Siapakah yang akan menjadi penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?” Para Ḥawāriyyūn (sahabat setianya) menjawab, “Kamilah penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah, dan saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang Muslim.”
Keteguhan Hawariyun dipuji Al Quran dan hadist. Sahabat setia Nabi Isa ini mengalami penyiksaan luar biasa karena keimanan mereka pada Nabi Isa dan mereka teguh dalam keimanan. Mereka setia dengan ajaran Nabi Isa dan terus mendakwahkannya. Muslim melihat Hawariyun sebagai kelompok orang beriman yang istimewa.
Dengan demikian, parodi tentang mereka dan Nabi Isa seperti yang dilakukan panitia pembukaan olimpiade Paris lalu adalah penistaan yang menyakitkan kita. Kita sakit hati dan marah karena Nabi Isa dan sahabatnya yang demikian dipuji dijadikan bahan olok-olok yang menjijikkan. Bagaimana sikap Muslim dunia? Saya belum mendengar protes keras pemimpin Muslim atau tokoh Muslim.
Tidak sekali ini penggambaran tentang Nabi Isa demikian menyakitkan. Dulu Da Vinci Code karya Dan Brown dipuji sebagai novel keren dan cerdas. Brown menyebut novelnya berdasarkan fakta. Banyak yang tertarik menyusuri tanah Paris untuk menjejaki lokasi yang disebut dalam novel.
Bagi saya, novel ini menistai kesucian Nabi Isa dan sahabat setianya. Dalam salah satu adegan, disebut bahwa pengikut sahabat setia ini melakukan ritual agama di ruang bawah satu gedung dalam bentuk hubungan seksual bebas tanpa ikatan yang disaksikan bersama-sama. Betapa menjijikkan.
Pada pertengahan dekade lalu, saya diberi kesempatan bertemu salah satu pengelola media di Berlin yang konten medianya lumayan mengejek Yesus atas nama kebebasan. Tim Indonesia saat itu ada yang ikut tertawa saat ditunjukkan salah satu gambar yang menghina Yesus. Sakit melihat gambar itu. Tapi lebih sakit lagi saat melihat ada muslim yang ikut menertawai penistaan itu.
Sikap kita harusnya jelas, ‘Laa nufarriqu baina ahadim mirrusuluhi’, tidak membeda-bedakan antara nabi yang satu dengan nabi yang lain. Kesucian mereka sama, pembelaan pada mereka sama, cinta pada mereka sama. Yesus itu ya Nabi Isa. Moses itu ya Nabi Musa. Abraham adalah Nabi Ibrahim. David adalah Nabi Daud. Hanya beda huruf saja, sama nabinya. Jadi, mari tunjukkan pembelaan akan kesucian mereka, para Nabi Allah, a.s. Sampaikan cinta dengan sikap kita.
Pemimpin agama Katolik dan Kristen dari berbagai belahan dunia memprotes parodi ini dan menganggap ini adalah penistaan agama. Direktur Artistik upacara pembukaan olimpiade, Thomas Jolly, berkilah bahwa pilihan seni dalam pertunjukan olimpiade adalah cara menunjukkan semangat inklusi. Saat ini video pembukaan ini tidak ditemukan lagi dalam website resmi olimpiade. Video tidak tersedia, kata kanal Youtube resmi olimpiade.
Menghilangkan video itu saja tidak cukup. Kita tuntut mereka meminta maaf secara resmi dan luas. Tidak cukup dengan kalimat, ‘Jika ada yang tersinggung, kami benar-benar minta maaf’.*
