Pembakar Al-Qur’an di Swedia Salwan Momika Disebut Punya Kaitan dengan Kelompok Teroris PKK

 Pembakar Al-Qur’an di Swedia Salwan Momika Disebut Punya Kaitan dengan Kelompok Teroris PKK

Salwan Momika menendang dan menginjak-injak mushaf Al-Qur’an di luar gedung Kedubes Irak di Stockholm, Kamis (20/07). [Foto: EPA-EFE/hayat.ba]

Stockholm (MediaIslam.id) – Imigran asal Irak yang berulang kali membakar mushaf Al-Qur’an di Swedia, Salwan Momika, disebut memiliki hubungan dengan organisasi teroris Kurdistan Workers’ Party (PKK).

Menggambarkan Momika sebagai “individu yang bermasalah dan tidak menyenangkan”, editor Assyria TV Dikran Ego mengatakan, Mimika diusir dari berbagai lembaga Kristen di Irak.

Ego mengatakan kepada Anadolu bahwa Momika menjadi bagian dari milisi Imam Ali di Baghdad.

Komunitas Asiria di Swedia – di mana Momika merupakan salah satu anggotanya – mengecam keras terhadap aksi pembakaran Al-Qur’an yang dilakukan Momika, tambah Ego.

“Gereja, lembaga, dan organisasi Asiria di Swedia mengecam keras dan menghindar melakukan provokasi yang dilakukan Momika,” ujar dia.

“Momika tidak menerima dukungan finansial atau moral apa pun dari Asiria. Dia mendapatkan uang dengan menyiarkan langsung provokasi pembakaran mushaf Al-Qur’an di TikTok. Hal itu disampaikannya sendiri dalam keterangan yang diberikannya kepada pers,” kata Ego.

Hubungan dengan PKK

“Mempertimbangkan hubungan Momika dengan PKK dan proses aksesi Swedia di NATO yang sedang berlangsung di parlemen Turkiye, kita dapat memahami bahwa Momika adalah pion yang dikerahkan oleh PKK,” ujar dia.

“Akademisi Swedia Carll Drot memasukkan Salwan Momika dalam penelitiannya mengenai milisi Suriah di Irak antara tahun 2014 dan 2017,” tambah Ego.

“Dalam laporannya, Drot menyatakan bahwa Momika adalah sosok yang kejam, penipu, psikopat, dan menyedihkan di kalangan Asyur yang berusaha mendapatkan posisi. Bahkan, dalam pernyataan yang diberikannya kepada Drot, Momika menegaskan bahwa dia membenci Asiria,” jelas dia.

Ego mengatakan kelompok bernama Dawronoye yang mengaku mewakili Asyur dan disebutkan dalam laporan ini diketahui didirikan oleh organisasi teroris PKK.