Bentuk Lembaga Pendidikan dalam Peradaban Islam

 Bentuk Lembaga Pendidikan dalam Peradaban Islam

Ilustrasi: Halqah Al-Qur’an di Masjid Nabawi Madinah.

ISLAM adalah agama yang sangat memperhatikan ilmu dan para ilmuwan. Di antaranya buktinya adalah:

Pertama: Pada awal-awal Allah SWT menurunkan wahyu kepada Muhammad Saw, Allah SWT menggunakan dua metode yang merupakan bagian dari metode keilmuan, yaitu al-qira’ah (membaca) dan al-kitaabah (menulis). Allah SWT  berfirman:

Bacalah dengan nama Tuhammu yang menciptakan. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS Al ‘Alaq [96]: 1-5).

Allah memulai surat-surat tertentu dalam Al-Qur’an dengan huruf al-lughah seperti: shaad, nuun, kaaf-haa-‘ain-shaad. Di sisi lain Allah bersumpah atas nama al-qalam seperti yang tertera dalam firman-Nya:

Nuun, (Allah yang lebih mengetahui maksudnya); demi pena dan apa-apa yang mereka tulis. (QS. Al Qalam [68]: 1)

Kedua: Islam menganjurkan untuk menuntut ilmu, dan memuji para ilmuwan (ulama). Allah SWT berfirman:

…Katakanlah, ‘Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui… (QS Az Zumar [39]: 9),

Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hambanya adalah orang-orang yang berilmu… (QS. Al Faathir[35]: 28).

Lalu, bagaimana bentuk atau model lembaga pendidikan dalam sejarah peradaban Islam?

Pertama: Al Kataatiib (Sekolah Dasar)

Al Kataatiib yang merupakan bentuk jamak (plural) dari Kuttaab sebagai bentuk tunggalnya (mufrad/singular), adalah sebuah wadah keilmuan untuk mempelajari Al-Quran, menulis dan berhitung yang pada umumnya seorang pengajar bertanggung jawab di dalamnya (untuk tiap kelas, red).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

4 × 3 =