Berlebih-lebihan dalam Ibadah
Oleh:
KH Bachtiar Nasir
HARUS dipahami bahwa Islam adalah agama yang mudah untuk diamalkan dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Allah dengan kasih sayang-Nya tidak akan membuat umat-Nya kesulitan dalam mengerjakan apa pun yang diperintahkan-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يُرِيدُ اللَّـهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ
“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” (Surat Al-Baqarah [2]: 185).
وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ
“Dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan.” (Surat Al-Hajj [22]: 78).
مَا أَنْزَلْناَ عَلَيْكَ القُرآنَ لِتَشْقَى
“Kami tidak menurukan al-Qur`an ini kepadamu agar kamu menjadi susah.” (Surat Thaha []: 2).
Maka jika ada yang berlebih-lebihan dalam beribadah, tentunya itu bertentangan dengan apa yang telah Allah SWT tetapkan bagi umatnya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pun menegaskan bahwa Islam tidak ingin umatnya berlebih-lebihan dalam melakukan ibadah, yang malah menyebabkan kejenuhan seorang hamba dalam beribadah. Allah SWT lebih menyukai hamba-Nya yang secara konsisten beribadah meskipun kuantitas ibadah yang dia lakukan hanya sedikit daripada melakukan ibadah itu dalam kuantitas atau volume yang banyak, namun hanya dilakukan sekali atau dua kali saja. Kemudian berhenti melakukannya karena merasa susah dan keberatan atau jenuh kalau mengamalkannya secara terus menerus.
Dalam hadits Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam disebutkan bahwa Aisyah meriwayatkan Nabi SAW masuk ke rumahnya, saat itu ada seorang perempuan. Beliau bertanya, “Siapakah wanita ini? Aisyah menjawab, “Ini adalah si Fulanah yang banyak disebut karena termasuk rajin dalam shalatnya. Rasulullah SAW bersabda “Jangan begitu, lakukan sekuatmu. Demi Allah! Allah tidak akan pernah bosan hingga kamu bosan sendiri, dan ketaatan yang paling disukai Allah SWT adalah yang dilakukan dengan rutin.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).
Dalam hadits lain disebutkan, Rasulullah SAW bersabda: ““Wahai manusia! Ambillah (lakukanlah) amal sesuai kemampuanmu, sesungguhnya Allah tidak akan bosan sampai kamu bosan. Dan sesungguhnya amal yang paling Allah sukai ialah yang terus-menerus dikerjakan walaupun sedikit.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Dalam hadits lain juga disebutkan Ibnu Mas’ud ra meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “benar-benar celakalah orang-orang yang berlebih-lebihan.” Beliau mengucapkannya sebanyakan 3 kali.” (Riwayat Muslim).
Bahkan dalam hadits lain, Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya agama itu mudah, dan tidak seorangpun yang mempersulitkan agama itu kecuali ia akan kalah, karena itu berlaku luruslah atau mendekatinya. Berilah kabar gembira dan mintalah pertolongan di waktu pagi dan sore dan di penghujung malam.” (Riwayat Bukhari).
Bahkan untuk memotivasi kaum muslimin dalam beramal dan sebagai bentuk keistimewaan umat ini atas umat-umat lainnya, Allah SWT menjanjikan pahala dan balasan yang berlipat ganda bagi amal ibadah yang kita lakukan. Sehingga umat Islam tidak perlu memaksakan diri melakukan suatu amal ibadah yang memberatkannya atau malah membuat atau mengadakan suatu bentuk ibadah baru yang tidak pernah diajarkan, diperintahkan atau dicontohkan oleh Nabi SAW yang akhirnya membuat kita terjerumuskan kepada perbuatan bid’ah dalam agama. Wallahu a’lam bish shawab.*
