Ketika Pintu Tobat Masih Terbuka  

 Ketika Pintu Tobat Masih Terbuka  

Dr. Muhammad Yusran Hadi, Lc., MA.

SADAR atau tidak, kita pernah atau bahkan sering melakukan kesalahan (dosa). Tidak seorangpun yang luput dari noda dosa, baik sengaja maupun tidak.

Rasulullah saw bersabda, “Setiap anak Adam ada kesalahan (dosa), dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang yang bertobat.” (HR. At-Tirmizi, Ibnu Majah dan Ahmad)

Meskipun demikian, Allah Swt Maha Pengampun. Dengan rahmat-Nya, Allah Swt memberi peluang bagi orang yang berbuat dosa untuk bertobat kepada-Nya. Betapa pun banyak dosa yang kita lakukan dan sebesar apapun dosa tersebut, bila kita bertobat dan memohon ampun kepada Allah Swt, maka Dia akan mengampuninya. Allah swt berfirman, “Katakanlah, “Wahai hamba-hambaku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang.” (az-Zumar: 54).

Allah Swt berfirman, “kecuali mereka yang bertobat setelah itu dan memperbaiki (dirinya), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang”. (An-Nur: 5)

Allah Swt juga berfirman, “Dan barangsiapa berdosa atau menganiaya dirinya, kemudian dia memohon ampun, niscaya dia akan mendapatkan Allah Maha Pengampun.” (An-Nisa’: 110).

Dikecualikan dosa syirik, Allah swt tidak akan mengampuninya. Allah berfirman,“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik (mempersekutukan Allah dengan sesuatu), dan Dia mengampuni dosa selainnya itu bagi siapa yang Dia kehendaki.” (An-Nisa’: 48 dan 116).

Rasulullah saw adalah seorang manusia yang ma’shum (suci), karena beliau dijaga Allah Swt dari dosa dan maksiat. Dosa-dosa beliau telah diampuni oleh Allah, baik yang terdahulu maupun akan datang. Beliau adalah sosok manusia yang paling bertakwa dan mendapat jaminan masuk surga. Walaupun demikian, Rasulullah saw tetap beristighfar dan bertobat kepada Allah setiap harinya seratus kali, sebagaimana sabdanya: “Demi Allah, sesungguhnya saya beristighfar dan bertobat kepada Allah swt dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali”. (HR. Bukhari). Dalam riwayat lain, Rasulullah saw bersabda: “Wahai manusia, bertobatlah pada Allah Swt dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya saya bertobat kepada-Nya dalam sehari seratus kali”. (HR. Muslim).

Ada beberapa pelajaran penting yang dapat kita petik dari kedua hadits diatas:

Pertama, kedua hadits tersebut merupakan dalil atas wajibnya bertobat, karena Nabi saw memerintahkannya.

Kedua, hadits ini menjadi dalil bahwa Nabi saw adalah orang yang paling kuat ibadahnya kepada Allah Swt dan paling bertakwa.

Ketiga, hadits ini menunjukkan bahwa Rasul saw adalah guru kebaikan dengan lisan dan perbuatannya. Namun demikian, beliau senantiasa memohon ampun kepada Allah swt dan menyuruh manusia agar membaca istighfar, hingga mereka meneladani beliau dalam menjalankan perintah dan mengikuti sunnahnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

20 − 19 =