Wali Kota Bogor Ajak PERSIS Bangun Kebersamaan

 Wali Kota Bogor Ajak PERSIS Bangun Kebersamaan

Wali Kota Bogor Bima Arya hadiri Musda PERSIS Bogor

Bogor (Mediaislam.id) – Wali Kota Bogor Dr Bima Arya Sugiarto menghadiri kegiatan pelantikan dalam Musyawarah Daerah (Musda) PERSIS Bogor.

Bima yang memiliki sisa jabatan setahun terakhir ini berpesan kepada pengurus baru PERSIS untuk bisa berkomunikasi dalam rangka membangun Kota Bogor.

“Siapapun yang diberikan amanah nanti kita maksimalkan 12 bulan terakhir saya di Balaikota untuk berkoordinasi membangun kebersamaan,” kata Bima dalam sambutannya dalam Musda Persis Bogor di Gedung Paseban Sri Baduga Kota Bogor, Ahad (25/12/2022).

Dalam sisa waktu jabatannya, ia pun berharap bisa menuntaskan amanah dan janji-janjinya kepada masyarakat Bogor. “Saya minta kepada Sekda untuk memeriksa kembali, apa saja yang belum direalisasikan, janji-janji yang pernah disampaikan terkait pemberdayaan umat dan kemaslahatan,” tandas Bima.

Dalam acara tersebut, turut hadir Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) PERSIS Prof Atip Latifulhayat, SH., LL.M., PhD.

Dalam sambutannya Prof Atip berujar bahwa PERSIS dikenal di kalangan masyarakat dengan hujjah, serta pemurnian akidah oleh salah satu tokohnya yakni Mohammad Natsir.

“PERSIS bertumbuh hingga menjelang satu abad, maka PR kita semua adalah bagi generasi pelanjut, kita mesti ber-hujjah bukan hanya dengan tulisan, tapi juga ber-hujjah dengan kiprah,” tutur Atip

Meminjam dari bahasa Al-Qur’an, Prof. Atip menjelaskan bahwa kiprah adalah sebuah uswah. Itu berarti bahwa uswah mesti menjadi representasi dari ajaran Islam yang ada di dalamnya. Contoh riil-nya adalah Nabi Muhammad SAW.

“Persatuan Islam mesti terfokus menjadi uswah di segala lini kehidupan, sesuai dengan tagline di bidang dakwah PP PERSIS yakni #BerdakwahBeruswah,” lanjutnya.

Berdakwah dan beruswah mesti menghadirkan kebaikan. Dirinya mencontohkan amal shalih yang mesti memberikan dampak kepada masyarakat, keluarga, serta dirinya sendiri. “Dalam hal ini, Persatuan Islam mesti menjadi problem solving, bukan sebagai problem maker,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

sixteen − five =