HIV/AIDS Makin Menggurita, Liberalisme Biang Penyebabnya
Ilustrasi
HIV/AIDS adalah salah satu virus berbahaya mematikan yang perkembangannya sangat cepat di tengah-tengah manusia. Virus tersebut menyerang sistem imun manusia yang menyebabkan daya tahan tubuhnya rapuh terhadap penyakit.
Seks bebas yang dilakukan pezina memicu tertularnya penyakit yang mematikan ini. Tak hanya terhadap pelakunya, virus tersebut bisa menularkan pada pasangannya dan anak-anak yang dilahirkan.
Selain itu, melalui jarum suntik, infus, dan lainnya virus HIV bisa menularkan sehingga penularannya berkali lipat.
Data epidemiologi UNAIDS mencatat sebanyak 38,4 juta jiwa mengidap HIV hingga 2021. Sementara, di Indonesia orang hidup dengan HIV ada 543.100 dengan estimasi kasus infeksi baru pada 2021 sebanyak 27 ribu.
Kasus infeksi baru terjadi pada perempuan sebesar 40 persen, pada kelompok remaja (15-24 tahun) lebih dari 51 persen, dan kasus baru pada anak sebesar 12 persen. (Sindonews.com, 28/11/2022)
Hingga detik ini, belum ditemukan obat untuk mengatasi virus tersebut. Lalu, apa yang menjadi penyebab HIV/AIDS terus menggurita? Dan apa solusi agar penularan virus HIV bisa dihentikan dan bisa diatasi?
Sekularisme Liberalisme Akarnya
Agama dipandang sebatas ibadah ritual dan dipisahkan dari kehidupan manusia justru berakibat buruk pada manusia itu sendiri. Inilah paham sekularisme.
Lihatlah bagaimana kebebasan tanpa dibatasi peran agama nyatanya makin menuai malapetaka. Perilaku yang dikendalikan hawa nafsu, seperti seks bebas, menjadi gaya hidup bagi pemujanya tak hanya dilakukan dengan lawan jenis, tetapi juga sesama jenis menjadi hal yang lumrah terjadi saat ini.
Alhasil, penyakit menular dan mematikan ini tidak bisa dihindari dan dampaknya tidak hanya berbahaya bagi dirinya tetapi pada manusia lainnya.
