17 Tahun Berkiprah di Papua, MER-C Antusias Kapal Dakwah Dokter Care

dr Zackya Yahya bersama anak Papua
Jakarta (Mediaislam.id) – Koordinator Misi Kemanusiaan MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) untuk Wilayah Papua dan Papua Barat dr. Zackya Yahya menyambut baik diluncurkannya program pelayanan kesehatan Kapal Dakwah dokterCARE (KDDC) dr. Joserizal Jurnalis.
Program dakwah dan kesehatan untuk wilayah Papua itu hadir berkat kerjasama MER-C dengan BWA (Badan Wakaf Al-Qur’an) yang pada hari ini, Jumat (20/1/2023) dilakukan penandatanganan kerjasama di Hotel Sofyan, Tebet, Jakarta Selatan.
MER-C yang sudah berkiprah sejak tahun 2006 di Papua akan sangat terbantu dengan program tersebut untuk memperluas layanannya.
“Insyaallah MER-C akan berkomitmen kuat untuk menjalankan amanah kerjasama ini dengan sebaik-baiknya,” kata Zackya menyambut kerjasama tersebut.
Pihaknya mengatakan akan mengawal program di Papua agar terus berjalan ke depannya. “Untuk program MER-C di Papua insyaallah akan terus berjalan, saya pribadi akan mengawal sampai Allah memanggil saya,” tutur Zackya.
Terkait pengalamannya berkiprah di Papua, ia mengatakan bahwa kehadiran MER-C selama 17 tahun menjalankan misi kemanusiaan sangat diterima dan dipercaya dengan baik oleh masyarakat setempat.
“Untuk program kesehatan terutama untuk wilayah pedalaman, kami punya program mobile clinic. Posisi mereka jauh harus keluar uang untuk perjalanan, karena itu kita yang datangi mereka,” ujar Zackya.
Menurutnya, MER-C memiliki jadwal rutin mengunjungi wilayah-wilayah pedalaman yang sangat membutuhkan.
“Alhamdulillah selama MER-C di sana mereka mendapatkan layanan kesehatan rutin, termasuk program kita ke pesantren-pesantren baik di Propinsi Papua maupun Papua Barat,” ungkap.
Namun, kata dia, untuk Provinisi Papua programnya telah dihentikan sementara sejak empat tahun lalu. Hal itu karena kondisi belum kondusif.
“KKB (kelompok kriminal bersenjata) makin ganas dan sulitnya mencari dokter yang mau diberangkatkan ke sana, biasanya karena tidak diizinkan orang tuanya,” tutur Zackya.
Sementara untuk Papua Barat, program kesehatan masih terus berjalan. “Di Kabupaten Sorong kami buka posko klinik juga, di posko kami melayani pasien-pasien dhuafa yang digratiskan,” jelasnya.
Kerjasama MER-C dan BWA dalam program Kapal Dakwah Dokter Care
Ia mengungkapkan, banyak suka duka dalam menolong masyarakat karena kondisinya cukup mengkhawatirkan.
“Kami hadir untuk seluruh kalangan masyarakat dari berbagai suku dan agama, bukan hanya untuk umat Islam, kami menebarkan kebaikan sesuai prinsip Islam rahmatan lil alamin. Non muslim banyak yang terharu terutama kepala suku,” ujar Zackya.
“Kepala-kepala suku yang terkesan “ganas” itu banyak yang akhirnya menjadi sahabat. Cerita yang menarik ketika ada suku-suku yang berkonflik kemudian jatuh korban dari masing-masing suku itu mereka bertemunya di klinik kami,” tambahnya.
“Jadi ketemu musuhnya di klinik, tapi mereka saat di klinik lumayan meredam juga, istilahnya ada istirahat perang, mereka damai dulu,” cerita Zackya.
Ia melanjutkan, dalam konflik di sana ketika ada yang jatuh korban tewas, itu dari pihak lawannya juga harus ada yang tewas, kalau belum maka perang akan terus berlanjut.
“Biasanya akan damai jika masing-masing pihak ada korban yang sama, kalau ada satu mati maka di pihak lawan juga harus ada satu yang mati,” kata Zackya.
“Setelah berdamai biasanya ada ritual bakar batu, nah momen itu biasanya MER-C diundang, kami disediakan makanan, ada ubi, ada babi dan ayam, tapi karena mereka tahu kita Muslim kita tidak di kasih daging babi, jadi kita makannya ubi saja,” tambahnya.
Jadi keberadaan MER-C, kata Zackya, sudah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di Papua. “Kalau saya masih kuat masih saya akan terus berjuang untuk masyarakat Papua,” tandasnya. [ ]