Soal Jodoh Jangan Mudah Baper

CIVILITA.COM – Allah ciptakan dalam diri manusia kefitrahan untuk dicinta dan mencinta. Tidak ada yang salah dan dosa dengan rasa cinta, hanya syariat yang harus jadi penjaganya. Tak mengapa merasakan getaran cinta kepada si dia, tapi kita juga harus siap resikonya. Tak sedikit yang rasakan setrumnya, tapi tak tahan dengan godaannya, mabuk cinta jadinya. Akhirnya menomorsatukan cinta, mendewakan rasa, fokus pada si dia, lupa dirinya seorang hamba.

Ini nasehat kepada anda yang sekarang saat menunggu masa kehalalan tiba. Teguran ini wabil khusus buat mereka yang dahulukan cinta di atas segalanya saat memilih si dia. Merekalah yang mudah baper alias sering membawa-bawa perasaannya, bukan salah, hanya berhati-hati saja.
Jangan karena merasa nggak ada ‘chemistry’, ‘klik’, ‘setrum’, kita langsung saja menolak si dia. Kalo ternyata agama dan akhlaknya tiada tandingnya, apa kita masih juga menolaknya? Rasul Saw sudah ingatkan kita untuk pilih utamakan agama dan atau akhlak di atas segalanya.

Sahabat, rasa suka itu beriringan dengan seringnya kita interaksi dengan si dia, waspada ya. Rasa suka itu jatuh kepadanya karena ada yang ‘indah’ dari dirinya, hati-hati saja. Karena setan bisa memperdaya, membuat kita buta hanya karena rupa, harta atau tahta. Dan rasa suka itu bisa juga karena kita sering bersua, baik dengan rupa atau suaranya saja. Karena naluri itu sifatnya mengemuka ketika kita sering ‘menggoda’nya. Jika kita sering melihat rupa, sering dengar suara si dia, tak salah jika fokus kita kepadanya.

Saat itulah benih rasa suka menggoda mimpi kita, “gimana ya kalo aku berjodoh dengan dia?” Hati-hati, yang Maha Kuasa itu Allah ta’ala, bukan cinta, rasa atau keinginan kita. Apakah anda sudah siap, jika takdir mengatakan anda tak berjodoh dengannya? Apakah anda lupa bahwa ada kecewa dibalik bahagia? Jangan sampe kecewa membutakan kita.

Bagi anda yang mudah baper dan pengikutnya, harap hati-hati jaga dan wujudkan rasa cinta. Boleh saja jatuh cinta saat tunggu sah di depan KUA, tapi jika anda muslim, ingat konsekuensinya. Konsekeunsi pertama dan utama, cinta itu harus dibatasi syariat sebagai pagarnya. Konsekuensi kedua, ada setan kan selalu menggoda yang bisa butakan mana nafsu mana cinta. Konsekuensi ketiga, jika anda sering bersua rupa atau suara, hati-hati saja, dosa bisa jadi biasa.

Pengalaman yang ada, mereka yang letakkan ‘hati’ sebelum masa halal tiba, akan sulit melepasnya. Alasannya masih sama, karena “aku sudah terlanjur cinta dia”, atau “sudah ada chemistry di antara kita”. Jika sudah begitu, tidak akan ada beda, antara mereka yang awam dengan yang sudah paham agama. Kenapa? Karena mereka dewakan rasa, agungkan cinta. Sementara agama? Ah entar aja katanya. Itulah saat dimana dosa akan jadi biasa. Nasehat saudara hanya jadi hiasan telinga.

Sahabat, jatuh cintalah saat sudah sah dan halal di depan walinya. Itu lebih menyelamatkan dan juga bisa menjaga kemuliaan serta kehormatan kalian berdua. Jika akhirnya rasa itu tak terbendung adanya, maka bisa dua pilihannya: segera diproses atau tahan saja.

Sahabatku yang sedang menunggu masa indah bersamanya, cinta bukan segalanya. Hanya karena pertimbangan cinta kita pilih dia, itu biasa. Pilih utamakan agama itu baru istimewa. Pilihlah karena agama, gunakan syariat selama berinteraksi dengannya, dan perasaan cinta bukan segalanya. Semoga bagi yang sedang menjalani proses, tidak dibutakan ‘rasa’. Ingatlah Allah selalu perhatikan kita. [lukyrouf]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *