Sistem Pendidikan Sekuler Gagal Cetak Generasi Bertakwa

 Sistem Pendidikan Sekuler Gagal Cetak Generasi Bertakwa

KASUS penganiayaan anak pejabat Ditjen Pajak Kemenkeu belakangan ini menjadi perhatian publik. Dikutip dari Kompas.com, korban bernama David mendapatkan penganiayaan dari Mario usai kekasihnya mengadu perihal perbuatan tidak menyenangkan yang dilakukan korban.

Alhasil dari aduan tersebut Mario pun berusaha mengkonfirmasi dan mengajak korban untuk bertemu. Saat pertemuan itulah Mario melancarkan aksinya. Ia dengan tega menghujam pukulan pada tubuh korban seperti menendang perut dan kepalanya berkali-kali hingga mengakibatkan David koma.

Kasus ini pun viral hingga ditanggapi langsung oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani. Ia meminta maaf atas kekerasan yang terjadi di lingkungan Kementerian Keuangan dan mengutuk tindakan keji yang dilakukan salah seorang putra jajaran Kemenkeu. Buntut dari kasus ini, sang ayah pun dicopot dari jabatannya.

Ada yang Salah dengan Sistem Pendidikan?

Kasus penganiayaan dan pembunuhan hampir tiap hari bertebaran di masyarakat. Kasus penganiayaan anak mantan pejabat pajak tentu saja adalah kasus yang kesekian kalinya.

Banyaknya fakta pemuda yang melakukan tindakan kekerasan atau premanisme menunjukkan ada yang salah dengan sistem pendidikan hari ini. Apalagi jika kita kaitkan dengan keluarga pejabat Pajak. Tentu saja berasal dari kalangan keluarga berkecukupan untuk mengenyam pendidikan tinggi.

Namun, nyatanya pendidikan tinggi pun yang didapat tak dapat mendidik perilaku sang anak.
Sudah menjadi pemahaman umum bahwa kurikulum pendidikan di negeri ini setiap waktu mengalami perubahan. Akan tetapi SDM yang dihasilkan tidak sesuai dengan harapan. Generasinya justru mengalami degradasi moral yang sangat merosot.

Ini semua disebabkan oleh pemahaman sekulerisme yang dijadikan rujukan kurikulum pendidikan. Sekulerisme adalah paham yang memisahkan agama dari kehidupan. Aturan agama hanya digunakan untuk urusan pribadi sedangkan urusan kehidupan umum menggunakan aturan akal manusia yang terbatas.

Sistem pendidikan sekuler menjadikan orientasi sekolah bukan untuk menimba ilmu namun bertujuan mencetak buruh terdidik. Maka wajar jika generasi hari ini berorientasi mengejar materi sebanyak-banyaknya.

Alhasil sistem sekuler menjauhkan generasi dari agama. Mereka pun tidak memiliki landasan akidah yang kuat dan tidak paham bagaimana harusnya bersikap sehingga untuk menyelesaikan masalah mereka menggunakan tindakan amoral.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *