Refleksi Reuni 212 : Semangat Pembebasan
(Ade Noer Syahfitri – Aktivis Muslimah Jakarta)
Sabtu, 2 Desember 2017 lalu diadakan Reuni Akbar 212 di Monas, Jakarta Pusat. Acara ini sengaja diadakan demi menjaga moment persatuan umat. Kita masih ingat betul bagaimana tahun lalu tepat pada tanggal 2 Desember, umat Islam bersatu untuk membela Al-Qur’an, mereka menuntut AHOK sang penista al – qur’an untuk segara dihukum. Umat Islam datang dari berbagai penjuru tanah air ini dengan segala keterbatasan mereka, dan masih teringat bagaimana kesungguhan para santri dan rakyat Ciamis yang mengharukan, mereka berjalan kaki ke Jakarta, bukan untuk eksis ataupun mencari seonggok nasi bungkus tapi karena mereka sadar bahwa ini adalah Al- Qur’an yang terjiwai dalam diri mereka.
Tiap – tiap daerah mempunyai perjuangan tersendiri kala itu demi hadir berkumpul di Jakarta. Dan adapun golongan “nyinyiers” tak lebih dari orang – orang yang tidak bisa jujur sebagai seorang muslim sehingga hatinya tak tergerak ketika Al-Qur’an dinista, mereka diam terhadap sang penista dan kedzaliman, tapi mereka berkoar pada umat bahwa Al-Qur’an tak perlu dibela, Allah tak perlu dibela, mereka menganggap bersatunya umat Islam dalam membela Al-Qur’an adalah alat politik yang saat itu sedang panas dengan PILKADA DKI Jakarta, dan mungkin itu adalah kefakiran dari hasil berpikir logika sempit dan perasaan kotor mereka, mereka berpikir paling dekat dengan agama, tapi mereka berkelit dengan hal – hal hina tersebut.
Saya tidak akan membahas bagaimana acara Reuni Akbar berjalan, karena saya yakin betul didalamnya hanya ada kebaikan – kebaikan. Tidak pula membahas bagaimana kaum –kaum nyinyies yang belum move on dari pemikiran receh mereka. Disini kita berfokus dengan bagaimana kaum muslimin ini sendiri, karena menurut saya ini adalah bagian yang terpenting.
Tak dapat kita tolak bahwa saat ini dengan semakin represifnya rezim anti Islam di tanah air Indonesia, maka semakin besar pulalah kesadaran kaum muslimin untuk berpegang teguh dengan agama mereka. Cap anti-Pancasila dan anti-NKRI yang sedang dijual oleh rezim dan para penjilat kekuasaan tidak lagi laku ditengah umat Islam yang semakin cerdas, bahkan bukan hanya umat Islam , tapi bagi siapa saja mereka yang jujur dan condong pada kebenaran, mereka akan menganggap itu hanya kebodohan rezim yang sama halnya dengan tangisan anak bayi untuk mendapatkan yang mereka inginkan. Media – media sampah yang digunakan rezim untuk menyebar berita keji dan fitnah pun, semakin mencerdaskan umat untuk lebih berhati – hati dalam mengambil informasi terhadap mereka, umat menjadi sadar informasi saat ini jadi sepertinya media – media tersebut hanya laku dilayar televisi para penikmat kebodohan saat ini.
Kaum muslimin bila diteropong maka kita sudah melihat bagaimana mereka terus mendaki mencapai puncak kejayaan. Kejayaan dimana mereka bisa hidup terbebas dari kedzaliman para penguasa, kejayaan dimana mereka bisa merasakan hidup layaknya manusia hidup bukan seperti kucing jalanan yang tak menentu, kejayaan dimana mereka merasa aman dan tentram terpenuhi atas segala kebutuhan, kejayaan dimana kesejahteraan dan kemakmuran bukan sekedar khayalan dan hafalan tapi menjadi realitas yang mereka rasakan, kejayaan dimana mereka mampu menunjukkan taring – taring mereka yang kuat untuk membebaskan saudara – saudara mereka dibelahan bumi ini, dan masih banyak lagi, tapi satu yang terpenting adalah kejayaan atas laa ilaha illallah penghambaan kepada Allah secara totalitas tanpa harus terusik dengan cap radikal, teroris, fanatik, apalagi anti-Pancasila.
Memang 212 ini menjadi gerbang pembuka dari persatuan umat yang seseungguhnya, maka tak bisa kita menganggap remeh. Umat terus semangat merajut titah kemenangan, dan sebagian kecil masih dalam pemikiran yang sempit mereka untuk menghalangi ini. Maka itu semangat ini perlu kita jaga hingga akhirnya kita menjadi pembebas atas kekuasaan negeri –negeri yang belum ditaklukan, yang telah Allah janjikan.
Allah SWT berfirman:
وَّاُخْرٰى لَمْ تَقْدِرُوْا عَلَيْهَا قَدْ اَحَاطَ اللّٰهُ بِهَا ۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرًا
“dan (kemenangan-kemenangan) atas negeri-negeri lain yang tidak dapat kamu perkirakan, tetapi sesungguhnya Allah telah menentukannya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
(QS. Al-Fath 48: Ayat 21)
Allahu Akbar!