Menjaga Nikmat Sehat dan Waktu Luang

 Menjaga Nikmat Sehat dan Waktu Luang

Dari Ibnu ‘Abbas Radhiallahu ‘Anhuma, bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihiw wa Sallam bersabda:

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالفَرَاغُ

Ada dua nikmat yang dilalaikan oleh banyak manusia: nikmat sehat dan waktu luang. (HR. Bukhari No. 6412)

Maka, terhadap kesehatan mari kita menjaganya, sebab kesehatan adalah amanah dari Allah Ta’ala yang mesti dijaga dengan baik, jangan kita merusaknya, dan menyia-nyiakannya. Karena Allah Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُون

Wahai orang-orang beriman janganlah kalian khianati Allah, Rasul, dan amanah-amanah yang ada pada kalian, padahal kalian mengetahuinya. (QS. Al Anfal: 27)

Dalam ayat lain:

وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ

Janganlah kalian melemparkan diri kalian kepada kebinasaan oleh tangan-tangan kalian sendiri. (QS. Al Baqarah: 195)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihiw wa Sallam juga berpesan:

لَا إِيمَانَ لِمَنْ لَا أَمَانَةَ لَهُ، وَلَا دِينَ لِمَنْ لَا عَهْدَ لَهُ

Tidak beriman orang yang tidak menjaga amanahnya, dan tidak beragama orang yang tidak memenuhi janjinya. (HR. Ahmad No. 12383, Al Bazzar No. 7196, Abu Ya’la No. 2863, Abu Bakar Al Khalal dalam As Sunnah No. 1136. Dihasankan oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth dalam Ta’liq Musnad Ahmad No. 12383 dan dishahihkan Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jaami’ No. 7179)

Begitu pula nikmat waktu luang. Sudah berapa banyak yang berlalu begitu saja? Berapakah usia kita saat ini? Bekal apa yang sudah kita persiapkan untuk masa depan akhirat kita? Ataukah justru kita isi dengan kesia-siaan?

Coba perhatikan nasihat Sang Nabi terkasih- Shallallahu ‘Alaihiw wa Sallam:

مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ.

Dari Abu Hurairah, dia berkata: Bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Di antara baiknya keislaman seseorang adalah dia meninggalkan hal yang tidak bermanfaat (tidak penting) bagi dirinya.” (HR. At Tirmidzi No. 2317, katanya: hasan. Dari Abu Hurairah)

Melakukan hal yang tidak bermanfaat, walau tidak mendatangkan dosa, tetaplah seharusnya ditinggalkan. Sebab ciri seorang mukmin adalah meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat dan melalaikan.

Allah Ta’ala berfirman:

وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ

… “dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna.” (QS. Al Mu’minun (23): 3)

Wallahu a’lam. (AM)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *