Kita dan Dunia

 Kita dan Dunia

Apa yang kita cari akan hilang. Ia yang kita simpan akan lenyap. Begitulah kiranya gambaran tentang dunia ini; fana, tidak abadi. Namun mereka yang hilang dan lenyap tak begitu saja lolos dari pertanyaan; dari mana kau dapatkan, untuk apa kau gunakan, dengan cara apa mengambilnya.

Bagi seorang muslim ketika memandang dunia, ia hanya tempat untuk menanam kebaikan, membumikan Al quran dalam kehidupan, sampai nanti kita akan menuai pahala karena aktifitas amal di dunia.

Tapi, apakah semudah itu? Nyatanya tidak. Dunia sangat menggoda untuk di jamah, teramat sayang untuk ditinggalkan, cantik dan pesonanya tlah banyak menyihir hati manusia untuk menetap bersamanya, berlomba-lomba untuk mengumpulkan harta dan menumpuk permata.

Kita (muslim) dan dunia, sebagaimana nasihat Rasulillah tidak lebih seperti musafir dan perjalanan. Pengelana tidak akan pernah betah meski pemandangan saat perjalanan begitu indah, sebab ia merindu rumah, tempat merihatkan raga, yang di isi canda dan tawa.

“Ketika kau ingin melihat nikmatnya dunia” ucap Rasulillah, “pergilah ke laut dan celupkan jari disana, kemudian angkat, maka nikmat dunia tak lebih dari apa yang menetes di jari” lalu dimana nikmat akhirat? “Sungguh Allah menyimpan banyak nikmat di akhirat sebanyak air di lautan.” Betapa perumpamaan akhirat dan dunia yang di ucapkan Nabi begitu sederhana namun menghentak nurani.

Lalu apakah karena setetes nikmat, kita justru berpaling dari nikmat sebanyak air di laut? Maka kita dan dunia tak lebih hanya tempat mencari ridha Allah, sebatas teman yang kita arahkan untuk menggapai rahmatNya.

 

@haruntsaqif

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *