Ki Bagus Hadikusumo Dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional
CIVILITA.COM – Presiden Joko Widodo menganugerahkan gelar pahlawan nasional pada lima tokoh bangsa Indonesia. Penganugerahan gelar tersebut dilakukan di Istana Negara, Jakarta, Kamis (05/11).
Penganugerahan gelar pahlawan nasional ini merupakan agenda rutin yang dilakukan Istana jelang Hari Pahlawan yang diperingati tiap 10 November.
Salah satu tokoh yang mendapat gelar Pahlawan Nasional adalah Ki Bagus Hadikusumo, tokoh dan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 1944-1953.
Ki Bagus Hadikusumo putra ketiga dari lima bersaudara. Lahir dari keluarga santri, Raden Haji Lurah Hasyim, seorang abdi dalem putihan bagian agama Islam di Kraton Yogyakarta. Ia dikenal dengan pribadi yang kuat memegang prinsip Islam.
Semasa menjadi Ketua Muhammadiyah di masa pendudukan Jepang, ia tanpa gentar berdialog dengan Jepang agar siswa-siswa Muhammadiyah tidak melakukan Sekerei (menyembah matahari) setiap pagi.
Dalam persiapan kemerdekaan Indonesia, Ki Bagus Hadikusumo merupakan anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI) dan Chuo Sangi in. Salah satu peran besarnya adalah meletakkan dasar Mukaddimah atau Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Salah satu peran besar Ki Bagus Hadikusumo adalah mengganti kata “Negara berdasarkan atas Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dalam pembukaan UUD 1945 menjadi “Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sebagian kalangan memang menyayangkan pencoretan tujuh kata itu dalam Pembukaan UUD 1945, tetapi sebagian yang lain justru memberikan acungan jempol kepada Ki Bagus Hadikusumo. Sebab dengan “Negara Berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa” berarti negara ini berdiri di atas landasan tauhid.
Bagi keluarga Ki Bagus, mendapatkan gelar pahlawan memang bukan sesuatu hal yang gampang, cucu Ki Bagus Hadikusumo, Dr Gunawan Budianto mengatakan, bagaimana keluarga tetap mengingat kiprah sang Kakek dalam perintis kemerdekaan. Walaupun tanpa gelar Pahlawan Nasional.
Cerita yang turun temurun dari sang ayah masih ia pertahankan untuk tetap mengenang jasa besar Ki Bagus Hadikusumo. “Kita menjaga peran besar Ki Bagus Hadikusumo, cerita yang diturunkan dari ayah saya ke saya,” ujar Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini seperti dikutip Republika.co.id, Kamis (05/11).
Muhammadiyah Gembira
Mantan ketua umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menyambut gembira keputusan Presiden Joko Widodo memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Ki Bagus Hadikusumo. “Tentu segenap warga Muhammadiyah bersyukur dan bergembira dengan penganugerahan itu,” ucap Din Syamsuddin dalam pesan singkatnya, Kamis (5/11).
Menurut Din, PP Muhammadiyah telah mengajukan tiga nama tokohnya untuk diusulkan sebagai pahlawan nasional. Selain nama Ki Bagus Hadikusumo, ada Kahar Mudzakir dan Kasman Singodimejo.
“PP Muhammadiyah sejak dua tahun lalu mengusul ketiga tokoh tersebut untuk mendapat gelar pahlawan. Karena, jasa mereka sangat besar dalam penegakan kemerdekaan dan Negara Pancasila,” papar Din.
Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat itu menuturkan, sosok Kahar Mudzakir merupakan anggota Tim Sembilan BPUPKI, yang merumuskan Dasar Negara. Kemudian, Kasman merupakan anggota PPKI dan Ketua Komite Indonesia Pusat (KNIP) atau semacam MPR kini.
Dia mengatakan, tentu para tokoh itu tidak memerlukan gelar kepahlawanan. Karena mereka ikhlas berjuang untuk bangsa. Namun, seyogyanyalah negara memberi penghargaan sebagai bukti bahwa bangsa ini tidak melupakan sejarah.
Din berharap, penganugerahan gelar pahlawan dapat memicu semangat generasi penerus untuk mempelajari pemikiran Ki Bagus Hadikusumo bagi Indonesia dan kemajuan umat Islam. [MSR]