Jangan Biarkan Setan Memperdayamu
CIVILITA.COM – Luqman pernah berpesan kepada anaknya “Wahai anakku dunia adalah samudera yang telah menenggelamkan banyak orang. Jika ingin selamat, jadikan iman kepada Allah sebagai perahumu.” Kalau kita mengikuti keinginan apapun di dunia memang tak terbatas, layaknya orang yang berlayar di lautan, melihat samudera yang begitu luas tak bertepi. Jika tanpa panduan berlayar arah mana yang dituju maka akan bisa tersesat.
Begitulah, keinginan kita memang tak pernah berbatas, berbeda dengan kebutuhan yang terbatas, maka pesan Luqman kepada anaknya diatas begitu mendalam, dan karena memang Allah tahu yang terbaik yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan. Bayangkan jika seharian kita keluar rumah memenuhi semua keinginan kita, maka waktu sehari itu tidak pernah cukup. Bukan berarti tidak diperbolehkan kita menikmati dunia, tapi jika dunia yang dikejar, maka ingatlah sabda Rasulullah Saw berikut:
”Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan atau tidak pernah merasa cukup (selalu ada) di hadapannya. Padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan utama)nya maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalu merasa cukup (ada) dalam hatinya. Dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah (tidak bernilai di hadapannya)”. (HR Ibnu Majah)
Sekali lagi, bukan tidak boleh kita kaya, tapi jangan biarkan setan memperdaya kita dengan hanya memburu dunia, sementara akhirat tak pernah terpikirkan sama sekali. Saking sibuknya mengejar kekayaan, hingga lupa kampung yang abadi adalah akhirat. Rasulullah Saw ingatkan:
“Sibukkan dirimu untuk beribadah kepada-Ku maka Aku akan memenuhi hatimu dengan kekayaan (merasa cukup).” (HR. Imam Tirmdzi)
Sikap “merasa cukup” inilah yang bisa mengontrol nafsu duniawi, sebab dengan merasa cukup seseorang tidak akan merasa resah dan gelisah jika ada orang yang lebih kaya, lebih makmur, lebih sukses dan lebih-lebih yang lain. Itulah orang yang hidupnya diliputi oleh kesepian dari kebahagiaan, hatinya akan selalu sakit karena membandingkan hidupnya dengan orang lain.
Sehingga karena dunia adalah samudra yang bisa menenggelamkam maka amal shalih adalah bekal yang terbaik. Sedangkan ketaatan adalah kebun subur tempat menanam bekalnya. Ketaatan pulalah yang membuat hati seorang hamba sibuk hingga tak menyisakan tempat kegalauan.
Jika kesenangan saja kita kejar, maka setan mudah memperdaya kita dengan ketidaktaatan. Padahal ketidaktaan ibarat lobang sempit dan terowongan gelap yang menggiring kita menuju kegalauan, dan sekaligus menjauhkan kita dari kebahagiaan. Sementara seseorang yang hatinya dipenuhi cinta dan ketaatan pada Rabbnya senantiasa sibuk bersenandung menari dalam kebahagiaan ibadahnya, jauh dari galau. “Perbuatan baik akan menjauhkan dari penderitaan, kesakitan, kehancuran” (HR Hakim).
Dunia adalah permainan dan tempat bersandar yang rapuh. Dianya tak cukup kuat untuk mampu menerima beban persoalan hidup kita. “Maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdaya kamu,