Inilah Alasan Kenapa Jadi Playboy
CIVILITA.COM – Wajah kita seganteng Afghansyah Reza, sekiyut Jo In Sung, semacho Sahrukh Khan, atau segagah David Beckham? Itu artinya anugerah Allah yang harus kita syukuri. Bukan apa-apa, tidak sedikit teman kita yang karena anugerah itu kemudian disalahgunakan untuk menggaet lawan jenisnya. Ada beberapa alasan kenapa orang ada yang secara sengaja jadi remaja plaboy;
Pertama, ada orang yang sengaja jadi cowok playboy karena alasan sebuah prestise alias kebanggaan. Apalagi kalo dia dari kalangan the have, maka kegantengannya sekaligus kekayaannya jadi kebanggaan. Ya iyalah, kalau ada cowok dari golongan fukara wal masakin bergaya banget bin pamer, itu cowok belagu namanya.
Kedua, alasan cowok jadi cowok playboy, karena memang sengaja ingin duit dari lawan jenisnya. Lumayanlah kalau bisa ‘koleksi’ cewek berduit, maka alamat kantong tidak pernah bolong. Kalau butuh pulsa tinggal bilang sama si Ani, kalau perlu bensin minta saja sama si Anu, kalau lagi galau karena tugas kuliah bisa minta bantuin si Ane, dan sebagainya.
Ketiga, seseorang jadi cowok playboy, katanya karena belum menemukan cinta sejatinya. Sehingga gonta-ganti pacar atau punya cabang dimana-mana, katanya buat seleksi yang kira-kira klik dijadikan pasangan hidup. Padahal sebenarnya bukan untuk mencari pasangan hidup, tapi cuma kesenangan hidup alias having fun.
Keempat, seseorang jadi cowok playboy karena ingin balas dendam. Wah, kalau ini parah banget. Dia masih punya sakit hati utamanya kepada lawan jenis, entah diputus cinta atau ditinggal menikah, maka dia bersumpah serapah, akan mempermainkan semua wanita.
Itulah alasan beberapa orang menjadi plaboy. Dengan alasan-alasan di atas, seharusnya banyak kaum hawa yang tidak suka. Tapi, sekarang kita harus ingat, bahwa yang sedang berlaku adalah sistem sekularisme yang segalanya diukur dengan nilai kemanfaatan dan atau materialisme. Jadi bagi kaum hawa yang gila dengan prestise maka bisa menjadi bagian dari cowok plaboy adalah sebuah kebanggaan. Ya, dia seakan bisa menunjukkan ke orang sekitarnya, “ini loh gue bisa naklukin cowok plaboy”. Atau karena memang cowok plaboy itu modal dasarnya tampang, maka para perempuan yang bisa punya cowok playboy, maka itupun juga kepuasan sendiri.
Begitulah kalau iklim pergaulan di sekitar kita mengagungkan sekularisme, dimana agama (Islam) dipinggirkan. Jadi, hadirnya cowok plaboy justru tidak malah dibenci tapi malah dinanti-nati. Prihatin memang.
Berbeda dengan alur hidup seorang Mushab bin Umair, yang terkenal tampan, tapi tidak pernah menyalahgunakan ketampanannya. Sebaliknya, Mushab mengabaikan ketampanan itu dan memilih menjadi pejuang Islam. Nah, kira-kira kaum adam yang merasa ganteng, siap mau seperti Mushab bin Umair, yang udah pasti balasannya surga? [lukyrouf]