Ini 8 Sebab Jauh Dari Jodoh

 Ini 8 Sebab Jauh Dari Jodoh

CIVILITA.COM – Kegagalan atau tertundanya kita bertemu dengan pasangan kita, harus disikapi dengan kepala dingin. Mungkin terdengar kliese, tapi berniat untuk membujang, jelas itu tidak pernah diajarkan oleh Islam. Niat tersebut justru hanya menunjukkan sikap keputusasaan, apalagi kalau sampai bunuh diri. Naudzubillah min dzalik.

Nah, berikut ini akan kita urai satu per satu fakta apa saja yang bisa dan biasanya membuat kita jauh dari jodoh.

Pertama, jodoh tak jua datang karena seseorang (biasanya perempuan) malu mengungkapkan isi hati kalau dirinya sudah siap menikah. Baik sudah siap dari segi usia, ilmu dan mungkin kemampuan finansial, tapi malu mengungkapkan. Karena baginya ini perkara yang sensitif, yang tidak akan mudah mengungkapkannya kepada sembarangan orang. Maka sebenarnya orang yang berada di kelompok ini, dia hanya butuh teman dekat, yang bisa mendengar jeritan hatinya. Sementara bagi si lajang itu sendiri, butuh menyalakan sedikit saja keberanian untuk mengungkapkan isi hati terdalamnya.

Kedua, khawatir dibilang ngebet dan juga merasa usia masih muda, sehingga enggan untuk meminta dicarikan pasangan. Sebenarnya perasaan itu tidak perlu ada kalau memang kita pandang bahwa diri kita sudah siap, meskipun masih muda. Kekhawatiran itu boleh, kalau memang ternyata kita belum siap dan kita memang tidak memilih untuk menikah muda.

Ketiga, karena minder sehingga tak berani ‘menawarkan’ diri untuk dicarikan pasangan hidup. Minder yang dimaksud disini, salah satunya mungkin karena merasa memiliki wajah ‘standar’ (definisikan sendiri yang ‘wajah standar’ itu yang bagaimana). Terlebih buat perempuan yang umumnya cenderung bersifat menunggu, mungkin saja ada laki-laki yang ‘memintanya’. Sehingga seringkali dia pasrah, hanya berharap besar ada yang berbaik hati menjodohkan dirinya dengan seorang pria.

Keempat, latar belakang keluarga juga bisa jadi sebab seseorang mundur teratur ketika ditawari untuk dijodohkan. Bukan apa-apa, mungkin saja latar belakang keluarganya yang broken home, bisa menjadi trauma tersendiri bagi dirinya untuk melangkah ke jenjang pernikahan.

Kelima, yang bisa juga membuat kita jauh dari jodoh karena kita terlalu pilih-pilih dalam mencari pasangan. Mungkin, karena merasa masih muda, belum dikejar target usia untuk menikah, akhirnya sangat selektif memilih pasangan. Apalagi bagi yang merasa punya ’nilai lebih’, misalnya wajah ganteng atau cantik, lulusan sarjana, dan sering jadi bahan ’gosip’ kaum lawan jenisnya.

Keenam, faktor budaya tidak boleh melangkahi kakak yang lebih tua dalam keluarga yang masih kental juga menyebabkan terhalangnya wanita untuk segera mengakhiri masa lajang. Akibatnya, meski secara mental-spiritual sudah siap menikah, tak juga kunjung mencari jalan untuk mencari pasangan hidup karena tak mau mendahului sang kakak.

Ketujuh, trauma jatuh bangun mengejar jodoh dambaan, atau perasaan takut gagal lagi dalam ta’aruf juga bisa membuat seseorang masih enggan jika ditawarin lagi untuk menikah. Kegagalan itu bisa karena si ikhwannya yang mundur, atau akhwatnya yang mungkin masih dilarang orang tuanya menikah. Sehingga kegagalan itu menciptakan trauma cukup dalam bagi seseorang dan mempengaruhi rasa percaya dirinya, sampai mungkin dia bertanya kepada dirinya sendiri ”saya ini sebenarnya, ’laku’ nggak sih?”.

Kedelapan, karena berbeda pendapat dengan orang tua dan atau keluarga. Yang dimaksud berbeda pendapat disini, bisa berbeda dari segi kriteria jodoh, selera jodoh, bahkan mungkin sampai pada perkara lanjutan seperti berbeda pandangan tentang kriteria pernikahan Islami.

Sahabat, itulah beberapa pernik-pernik yang bisa dan biasanya menjadikan seseorang jauh dari jodoh. Tentunya masih banyak alasan-alasan lain, tapi uraian diatas cukup mewakili dan bisa menjadi bahan koreksi kita, utamanya yang selama ini menunggu jodoh atau menunda untuk mencari jodoh. [lukyrouf]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *