Berdoalah karena Doa adalah Inti Ibadah

Ilustrasi: Berdoa.
DOA adalah permohonan seorang hamba kepada Tuhannya. Dia merupakan aktivitas ibadah yang paling agung. Demikian dikatakan Syekh Muhammad Ismail dalam kitabnya, “Al Fikru Al Islami”.
Pernyataan ini tentu tidak berlebihan. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari ibadah kepada-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”. (QS. Ghâfir [40]: 60)
Dalam ayat ini Allah menjadikan doa sebagai ibadah. Allah menyebutkan doa dengan ungkapan “Ibadah kepada-Ku” setelah menyatakan “Berdoalah kepada-Ku”.
Apa yang diungkapkan dalam ayat ini persis seperti sabda Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi, “Doa itu adalah inti (otaknya) ibadah.”
Jadi doa adalah ibadah, dan Allah sangat mencintai hamba-Nya yang berdoa kepada-Nya.
Dalam kitab “Min Muqawwimaat Nafsiyah Islamiyah” dijelaskan, berdoa hukumnya sunah. Barangsiapa tidak berdoa kepada Allah berarti ia telah meninggalkan kebaikan yang banyak.
Jika seorang hamba tidak berdoa karena sombong, maka ia termasuk golongan yang di sebutkan Allah dalam firman-Nya: “(Mereka) akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS. Ghâfir [40]: 60).
Termasuk ke dalam pengertian “dâkhirin” pada ayat ini adalah orang-orang yang hina, rendah, dan dihinakan.
Selanjutnya, Allah telah menjelaskan agar kita berdoa kepada-Nya, disertai dengan memenuhi seruan-Nya, terikat dengan syariat-Nya, dan mengikuti Rasul-Nya.
Allah berfirman: “Dan hendaklah kamu memenuhi seruan-Ku dan berimanlah kepada-Ku agar kamu mendapatkan petunjuk.” (QS al-Baqarah [2]: 186).
Hal ini dijelaskan oleh Rasulullah Saw dengan sabdanya: “Ia berdoa kepada Allah, tapi makanan dan minumannya dari barang yang diharamkan, maka bagaimana mungkin akan dikabulkan doanya.” (HR. Muslim).