Begini Sejarah Kodifikasi Alquran (Bagian-2)
CIVILITA.COM – Pengumpulan Alquran pada Masa Khalifah Abu Bakar
Mengenai pengumpulan Alquran pada masa khakilfahan Abu Bakar As-Shidiq, diterangkan oleh Imam Bukhari dalam kitab Sahihnya bahwa Zaid bin Tsaabit ra pernah berkata:
“Di saat berkecamuknya Perang Yamamah, Abu Bakar meminta agar aku datang kepadanya. Setibanya aku di rumahnya, kulihat Umar bin al-Khaththab sudah berada di sana. Abu Bakar lalu berkata, “’Umar datang kepadaku melaporkan bahwa perang Yamamah bertambah sengit dan banyak para penghafal Quran yang gugur. Ia khawatir kalau-kalau peperangan dahsyat itu akan mengakibatkan lebih banyak lagi para penghafal Quran yang gugur. Karena itu ia berpendapat sebaiknya aku segera memerintahkan pengumpulan (kodifikasi) Alquran.
Aku katakan kepada ‘Umar,”Bagaimana mungkin kita melakukan sesuatu yang tidak dilakukan oleh Rasulullah saw?! Umar menyahut, “Demi Allah, itu (pengumpulan Alquran ) adalah kebajikan. ‘Umar berulang-ulang mendesak dan pada akhirnya Allah swt membukakan dadaku sehingga aku sependapat dengannya.”
Zaid kemudian berkata, ”Abu Bakar berkata kepadaku, ‘Engkau adalah seorang pemuda yang cerdas, dan terpercaya. Dahulu engkau bertugas sebagai pencatat wahyu bagi Rasulullah Saw. Dan seterusnya engkau mengikuti Alquran, karena itu, laksanakanlah tugas mengumpulkan Alquran”.
Zaid berkata, “Demi Allah seandainya orang membebani kewajiban kepadaku untuk memindahkan sebuah gunung, kurasa tidak lebih berat daripada perintah pengumpulan Alquran yang diberikan kepadaku. Kukatakan kepada Abu Bakar ra, ”Bagaimana kita boleh melakukan suatu pekerjaan yang tidak dilakukan oleh Rasulullah saw?! Abu Bakar menjawab, ”Demi Allah pekerjaan itu adalah kebajikan!”
Abu Bakar terus-menerus menghimbau sampai Allah Swt membukakan dadaku sebagaimana Allah Swt membukakan dada bagi Abu Bakar dan Umar. Kemudian aku mulai bekerja menelusuri ayat-ayat dan aku himpun dari catatan-catatan pada pelepah kurma, batu-batu, dan di dalam dada para penghafal Alquran. Akhir surat al-Taubah aku temukan pada Khuzaimah al-Anshoriy, tidak pada orang lain, yaitu firman Allah Swt, “Sesungguhnya telah datang kepada kalian seorang Rasul dan kaum kalian sendiri, ia turut merasakan betapa berat penderitaan kalian…” [QS. At-Taubah: 128-129].
Lembaran-lembaran Alquran itu berada pada Abu Bakar ra hingga wafatnya, kemudian pindah ke tangan ‘Umar, setelah ‘Umar wafat seluruh lembaran disimpan Hafshah binti ‘Umar.” [lihat Shahiih al-Bukhari, bab Fadhaail Alquran].
Dengan demikian, Alquran yang dikumpulkan oleh Zaid bin Tsaabit adalah Alquran yang telah ditulis oleh para penulis wahyu zaman Rasulullah Saw, kemudian dikumpulkan, dan dijahit. Abu Bakar menyebutnya sebagai mushhaf. Demikianlah, mushhaf ini telah diperoleh dengan ijma’ umat, dan yang ada di dalamnya bersifat mutawatir. [MSR]
Bersambung ke Bag-3.