8 Perkara Mengapa Muslim Tidak Boleh Abaikan Shalat
CIVILITA.COM — Subuh kesiangan, Zuhur kerepotan, Ashar di perjalanan, Maghrib kecapekan, Isya ketiduran. Itulah potret umat Islam saat ini. Meski mayoritas di negeri ini muslim, namun realitanya, tak sedikit yang abai menjalankan syariatnya. Bukankah shalat itu rukun Islam yang kedua setelah syahadat. Karenanya Allah mewajibkannya bagi hamba-hamba-Nya untuk menegakkan shalat lima waktu dalam sehari.
Istilah “Islam KTP” sepertinya begitu dominan di kalangan umat Islam Indonesia. Salah satu rukun Islam yang diabaikan adalah menegakkan shalat. Padahal, shalat itu adalah tiangnya agama. Allah Swt berfirman,”Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya.” (QS. Al-Ahzab: 33). Di ayat yang lain, Allah berfirman, “Tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku.” (Adz-Dzariyat: 56).
Tentu saja shalat, bukan sekedar menggugurkan kewajiban, tapi memahami esensinya. Sebagaimana firman-Nya, “Dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.” (Al-Ankabut: 45).
Apa saja hikmah shalat, dan kenapa umat Islam tak boleh mengabaikan shalat. Berikut penjelasannya:
Shalat sebagai Tiang Agama
Dalam sebuah hadits, Rasulullah Saw bersabda: “Islam dibangun di atas lima pilar: Syahadat bahwa tidak ada tuhan (yang hak) kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, mendirikan shalat, menunaikan zakat, pergi haji ke Baitullah, dan berpuasa di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari Muslim).
Kata Rasulullah Saw bersabda: “Shalat adalah tiang agama, maka siapa yang mendirikan shalat, berarti ia menegakkan sendi-sendi agama, dan siapa yang meninggalkan shalat, berarti ia telah meruntuhkan sendi-sendi agama.” Maka tegakkan tiang-tiang agama itu, agar kita tidak termasuk sebagai orang yang meruntuhkan agama.
Amalan yang Pertama Kali Dihisab
Kenapa shalat itu tak boleh ditinggalkan? Karena shalat adalah amal yang akan ditanyai di hari perhitungan nanti. Dari Abu Hurairah ra berkata: “Aku mendengar Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya yang pertama kali akan dihisab dari amal hamba adalah shalat. Jika shalatnya baik ia benar-benar telah beruntung dan sukses. Dan jika shalatnya rusak benar-benar telah celaka dan merugi.” (HR. at-Tirmidzi dan an-Nasa’i).
Tidakkah kita merasa gemetar, saat ditanya tentang sudahkah kita shalat. Bagaimana kita menjawab pertanyaan saat dihisab kelak. Apakah kita termasuk orang yang menegakkan shalat atau mengabaikannya. Tentu, kita tak ingin diri ini celaka, dan berakhir dengan penyesalan.
Shalat Mengangkat Derajat dan Diberi Kemudahan
Rasullullah Saw bersabda, “Hendaklah kamu memperbanyak sujud, sesungguhnya sujud satu saja karena Allah niscaya Allah mengangkat satu derajat dan Allah menghapus satu kesalahanmu.” (HR Muslim).
Bukan hanya mengangkat derajat seseorang, tapi juga akan diberi kemudahan dan jalan keluar. “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah: 153).
Ibnu Katsir berkata, “Allah Taala menjelaskan bahwa sarana terbaik sebagai penolong dalam memikul musibah adalah kesabaran dan shalat.” Karena itu shalat adalah sebaik-baik solusi dalam menghadapi berbagai macam cobaan dan kesulitan hidup. Karena tidak ada cara yang lebih baik dalam mendekatkan diri seseorang dengan Rabb-nya kecuali dengan shalat. Kata Rasulullah Saw: “Posisi paling dekat seorang hamba dengan Rabb-Nya adalah ketika dia sujud, maka perbanyak doa”. (HR Muslim)
Ingat kisah Nabi Yunus as, ketika Allah menegurnya: “Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit”. (QS. ash-Shafât:143-144).
Pembatas Kafir dan Muslim
Tegas Rasulullah Saw bersabda: “Barang siapa meninggalkan shalat dengan sengaja maka dia kafir terang-terangan.” (HR.Ahmad). Dalam hadits yang lain, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya pembatas antara seseorang dengan kekufuran dan kesyirikan adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim dari Jabir).
“Perjanjian (yang membedakan) antara kami dan mereka (orang-orang kafir) adalah shalat. Barangsiapa yang sengaja meninggalkannya maka ia telah menjadi kafir.” (HR. Ahmad)
Dijauhkan dari Syaitan
Imam Ali as berkata: “Jika seseorang berdiri melaksanakan shalat maka Iblis menghadap kepadanya sambil memandangnya dengan hasud karena melihat rahmat yang menyelimutinya.”
Itulah sebabnya, shalat mencegah perbuatan keji dan munkar. Namun, Imam Hasan al-Bashri rahimahullâh mengatakan: “Wahai, anak manusia. Shalat adalah perkara yang dapat menghalangimu dari maksiat dan kemungkaran. Jika shalat tidak menghalangimu dari kemaksiatan dan kemungkaran, maka hakikatnya engkau belum shalat”.
Shalat Membuat Wajah Bercahaya
Tidak sama wajah orang shalat dan tidak shalat. Adapun, “Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri”. (Al Qiyamah:22). “Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati”. (Al insan:11). Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan mereka yang penuh kenikmatan”.(Al Mutahaffifin:24).
“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan..” (Yunus:26).
Sedangkan orang tidak shalat disebutkan, “Barangsiapa yang lalai daripada mengingatKu, maka baginya kehidupan yang sempit. Dan wajah-wajah pada hari itu muram..” (Al Qiyamah:24).
Masuk Neraka Wail dan Saqar
Seharusnya kita bergetar ketika mendengar ayat ini. “Apakah yang memasukkan kamu ke dalam (neraka) Saqar?” Mereka menjawab: “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin, dan kami membicarakan yang batil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, dan adalah kami mendustakan hari pembalasan, hingga datang kepada kami kematian“. (QS al-Muddatstsir: 42-47).
Dari Jabir bin Abdillah, Rasulullah saw bersabda: “Shalat adalah tiang agama, maka barangsiapa yang meninggalkan shalatnya secara sengaja maka ia telah menghancurkan agamanya, dan barangsiapa meninggalkan waktu-waktunya maka ia akan memasuki Wail, dan Wail adalah sebuah lembah di neraka Jahannam sebagaimana Allah swt berfirman: Maka wail bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya”. (QS. Al-Maa’uun: 4-5).
Akan Dikumpulkan Bersama Qarun dan Fir’aun
Orang yang meninggalkan shalat kelak pada hari kiamat akan dihimpun bersama dedengkot orang kafir, seperti: Qarun, Fir’aun, Hamman, dan Ubay bin Khalaf. Sebagaimana disebutkan dalam hadits, dari Abdullah bin Amr bin al-‘Ash, Rasulullah Saw bersabda, “Siapa yang menjaga (shalat) nya, ia akan memperoleh cahaya, petunjuk, dan keselamatan pada hari kiamat. Dan siapa yang tidak menjaganya, ia tidak akan punya cahaya, petunjuk, dan tidak selamat. Dan kelak pada hari kiamat ia akan bersama Qarun, Fir’aun, Hamman, dan Ubay bin Khalaf.” (HR. Ahmad, Thabrani, dan Ibnu Hibban)
Itulah sebabnya Nabi Ibrahim as berdoa: “Ya Tuhanku, jadikanlah Aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat. Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.(QS: Ibrahim: 40).
Semoga kita termasuk hamba-Nya yang menegakkan shalat, dan takut dengan siksa-Nya di Yaumul Hisab (perhitungan) kelak. Masihkah kita mengabaikan shalat? (SAS)