Menangislah Karena Allah

 Menangislah Karena Allah

CIVILITA.COM – Menangis adalah bahasa universal, salah satu bentuk pengungkapan dan perwakilan dari perasaan. Manusia memiliki yang namanya taqhatul hayawiyah (potensi kehidupan) yang didalamnya tercantum gharizah (naluri). Pada saat merasakan kesedihan karena misalnya ditinggalkan oleh orang-orang yang dicintainya, maka menangis adalah bentuk pengungkapannya.

Tapi dari semua keadaan yang membuat kita menangis, entah itu keadaan sedih maupun terharu, maka harusnya menangis itu karena Allah. Nah, apa yang terkategori menangis karena Allah itu?

1. Menangis karena ingin bertaubat
Dalam islam, dosa bagaimanapun bentuknya besar atau kecil banyak ataupun sedikit selagi yang mengerjakan dosa memiliki kemauan untuk bertaubat Insya Allah akan diampuni. Firman Allah Swt : Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Az Zumar : 53)

2. Menangis karena senantiasa ingat akhirat
Pada saat sendirian di malam saat sholat tahajud, kemudian ingat belum banyak amal sholih yang kita lakukan, saat itulah menangis yang dianjurkan. Dari Abu Hurairah, di berkata, Rasulullah bersabda, “Tujuh macam orang yang akan dinaungi Allah pada hari yang tiada naungan kecuali naungannya … dan seorang yang mengingat Allah dalam kesendiriannya, lalu kedua matanya berlinangan air mata.” (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Menangis karena amanah yang khawatir tidak tertunaikan
Ketika kita mendapat amanah apalagi yang terkait dengan jabatan, maka kebanyakan dari kita bersuka ria, tapi tidak dengan yang sadar kalau amanah itu pertanggungjawaban, pasti akan menangis karenanya. Seperti yang saat itu terjadi ketika Umar bin Abdul Aziz diangkat menjadi khalifah, sepontan dia menangis, hingga istrinya bertanya: “Wahai suamiku, mengapa engkau menangis seperti itu ? Umar pun menjawab: “Sesungguhnya aku telah diangkat menjadi khalifah untuk memimpin urusan umat Nabi Muhammad SAW”. Aku sadar bahwa Allah pasti akan meminta pertanggungjawabanku atas amanah yang aku pikul. Namun, aku bimbang tidak sanggup memberikan bukti bahwa aku telah melaksanakan amanah ini dengan baik sehingga aku menangis”.

4. Menangis karena dibacakan ayat-ayat Allah
Seringlah banyak membaca Al-Quran, apalagi jika mau memahami arti dan maknanya, karena itu yang bisa membuat kita menangis. Seperti layaknya para sahabat Rasulullah Saw. “Wahai Rasulullah Saw, sesungguhnya Abu Bakar adalah laki-laki yang mudah luluh hatinya. Apabila ia membaca al-Qur’an, maka ia tidak akan bisa menahan air matanya.” (Mutafaq ‘alaih).
Nabi dan para sahabatnya adalah yang paling sering menangis kalau dibacakan ayat-ayat Al-Quran. Ibnu Umar membaca surat Al-Muthaffifin, ketika sampai di ayat 6, ia terhenti lama sekali karena tangisnya yang panjang tak kunjung reda. Umar bin Khatab membaca surat Yusuf, ketika sampai di ayat 86, sahabat Nabi yang kekar, tegap dan ksatria itu menangis sejadi-jadinya. Ketika turun surat An-Najm ayat 59-60, Nabi Saw dan sahabat, hatinya bergetar, Beliau menangis dan para sahabat juga menangis. Ibnu Mas’ud membaca surat An-Nisa’, ketika sampai pada ayat 41, Rasulullah menyuruhnya berhenti sambil berlinang air mata membasahi pipi.

5. Menangis karena khawatir ‘terjebak’ dunia
Abdurrahman bin Auf menangis karena kekayaannya, ia iri dengan Mushab begitu miskinnya hingga kain kafan Mush’ab tak cukup menutupi seluruh tubuhnya. Khalid menangis jelang wafatnya “Aku ingin mati syahid, tapi kini aku akan mati di atas tempat tidur seperti matinya unta”. Salman al Farisi menangis jelang wafatnya, ia takut tak bisa penuhi nasehat Nabi untuk zuhud padahal harta Salman saat itu hanya ember untuk mencuci dan mandi. Muadz bin jabal juga menangis karena mentadaburi hadits tentang riya’ lalu ia khawatir penyakit itu hinggap di hatinya. Kemudian Abu Hurairah menangis saat sakitnya “Bukan dunia yang kutangisi, tapi panjangnya perjalanan kuhadapi dan sedikitnya bekal yang kubawa nanti.” Pun dengan Utsman bin Affan yang dermawan dan ahli sedekah, jika melewati kuburan, beliau menangis “Kubur itu gerbang akhirat, jika disiksa di sana, pun nanti di neraka”

6. Menangis karena bersedih atas nasib kaum muslimin
Dan yang cukup membuat kita harusnya juga menangis adalah ketika melihat nasib kaum muslimin saat ini. Umat muslim di Palestina, Rohingnya, Syiria dan sebagainya saat ini mengalami pembantaian yang tiada henti. Belum permasalahan negeri kita sendiri yang notabene negeri muslim terbesar, tapi kemaksiatan macam pornografi, seks bebas, prostitusi masih marak di negeri ini. Maka kita harusnya menangis jika menyaksikan fenomena itu. Menangisnya lebih karena sedih, jika kita tak bisa ikut bergabung bersama dalam dakwah untuk merubah semua kemungkaran tersebut.

Jadi menangislah sebelum menangis itu dilarang. Kapan menangis itu dilarang? Nanti ketika sudah mati, maka menangis tentu tidak bisa dan tidak ada gunanya. Menangislah selagi bisa dan menangis hanya untuk Allah. Yuk berlindung kepada Allah dari hati yang mengeras, agar kita dibisakan menangis karena Allah. [@lukyrouf]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *